idNSA.id – Pada Konferensi Event Virtual IndoSec2020 (25/08/2020), Gary Gardiner Head of security Engineering APJ, Check Point Evangelist, memberikan laporan tentang ancaman intelijen keamanan cyber di Indonesia, Pada laporan tersebut dia menjelaskan beberapa poin seperti pada berikut ini:
- Sebuah organisasi di Indonesia diserang rata-rata 2289 kali per minggu dalam 6 bulan terakhir, dibandingkan dengan 460 serangan per organisasi secara global.
- Malware teratas di Indonesia adalah Emotet, yang memengaruhi 22% organisasi.
- Daftar malware teratas di Indonesia termasuk 2 Botnet (Emotet, Glupteba), 1 Banking Trojan (Ramnit), 1 RAT (Remcos) dan 1 infosteler (Formbook)
- 97% dari file malicious di Indonesia dikirim melalui Email, dibandingkan dengan 87% file malicious secara global.
- Jenis eksploitasi kerentanan yang paling umum di Indonesia adalah Keterbukaan Informasi, yang berdampak pada 64% organisasi.
- Organisasi yang terpengaruh oleh jenis malware: Mobile, Perbankan, Cryptominer, Botnet, Infostealer.
Publikasi terbaru dapat dilihat di Check Point Research.
Major Attacks and Data Breaches Indonesia Tahun 2020
20 Juni - Catatan pasien lebih dari 230rb Pasien Covid-10 Indonesia sudah bocor. Termasuk nama pasien, alamat, nomor telepon, kewarganegaraan, tanggal diagnosa, hasil dan banyak lagi.
20 Mei - Komisi Pemilihan Umum 20 Mei mengalami kebocoran data di forum peretas terkenal. Data yang diposting mencakup lebih dari 200 juta informasi pribadi pemilih seperti nama, alamat, Nomor ID, tanggal lahir, dan banyak lagi. Informasi yang bocor tampaknya berasal dari tahun 2013.
19 Mei - Check Point Research telah mengungkap aktivitas grup peretasan Indonesia bernama PlaNETWORK yang mengklaim sebagai grup Konsultan TI yang tidak bersalah. Penelitian tersebut mengungkapkan berbagai alat peretasan yang diterbitkan dan digunakan oleh grup serta beberapa insiden peretasan yang dilakukan.
18 Mar - Peneliti Keamanan telah menemukan bahwa 42 model smartphone murah yang dijual sebelum terinfeksi Trojan perbankan Triada. Model ini populer di negara-negara seperti Rusia, Kazakhastan, dan Serbia.
18 Mar - Peneliti Secruity telah mengidentifikasi kampanye baru melawan upaya bantuan kemanusiaan ke Korea Utara, menargetkan Kanada dan Argentina. Kampanye disebarkan melalui email, membujuk pengguna mengunduh file malicious yang terlihat seperti dokumen tetapi sebenarnya file yang dapat dieksekusi. Peneliti menduga itu terlepas dari kesederhanaan malware. Pelakunya adalah kelompok setingkat negara.
Editor: Hendro Prasetyo, idNSA Article Writer’s