idNSA - Melonjaknya pengguna Telegram yang pesat diduga karena sedang hebohnya kebijakan privasi baru WhatsApp yang akan mulai berlaku pada 8 Februari 2021. Dalam kebijakan privasi tersebut pengguna diminta untuk menyetujui adanya sharing data antara WhatsApp dengan Facebook.
Pendiri Telegram, Pavel Durov mengatakan, “Orang tidak lagi ingin menukar privasi mereka dengan layanan gratis. Mereka tidak ingin lagi disandera oleh monopoli teknologi yang berpikir bahwa mereka dapat melakukan apapun selama aplikasi mereka memiliki pengguna yang banyak.
"Dengan pengguna aktif yang mencapai setengah miliar dan pertumbuhan yang pesat, Telegram telah menjadi tempat perlindungan terbesar bagi mereka yang mencari platform komunikasi yang berkomitmen dengan privasi dan keamanan. Kami mengambil tanggung jawab ini dengan sangat serius. Kami tidak akan mengecewakan Anda." Pavel Durov menambahkan.
Dalam 72 jam terakhir terjadi instalasi aplikasi Telegram sebanyak 25 juta pengguna. Saat ini Telegram sudah memiliki 500 juta pengguna aktif. Pada postingannya, Pavel Durov, mengatakan Pengguna baru ini datang dari beberapa wilayah, diantaranya 38% datang dari AS, 27% dari Eropa, 21% dari Amerika Latin, dan 8% dari Timur Tengah.