idNSA.id - Mirai telah memiliki penerus yang disebut dengan HinataBot. Botnet ini
dipercaya memiliki potensi kerusakan yang jauh lebih besar dengan kebutuhan
sumber daya (resource) yang minim jika dibandingkan dengan Mirai.
Mirai adalah botnet yang paling populer di dunia. Di saat kemunculannya
tahun 2016-2017, Mirai menggunakan perangkat Intenet of Things (IoT)
seperti router dan kamera sebagai sumber serang dengan jumlah trafik
data DDoS yang masif. Salah satu serangan paling terkenalnya adalah ketika
Mirai menyerang perusahaan teknologi bernama OVH, pemerintah Liberia, dan
Penyedia layanan DNS bernama Dyn yang berdampak pada beberapa website
terkenal seperti Twitter, Reddit, Github, CNN, dan lainnya.
Saat ini, dalam sebuah laporan yang dipublikasikan pada tanggal 16
Maret, peneliti dari Akamai menemukan bahwa HinataBot baru dikembangkan sejak
tengah Januari. Namun, berdasarkan pengujian awalnya, botnet baru ini mampu
menghasilkan serangan yang lebih gigantik dibandingkan pendahulunya hingga
menyentuh 3 Tbps.
Seberapa Powerful Hinatabot ini?
Di masanya, botnet Mirai mampu memproduksi trafik sebesar 623 Gbps
ketika menyerang website KrebsOnSecurity dan bahkan mendekati nilai 1
Tbps ketika menyerang OVH. Sebagai catatan, trafik tersebut dihasilkan oleh
sekitar 145.000 komputer yang mengirimkan request bersamaan.
Peneliti di Akamai kemudian melakukan simulasi selama 10 detik
menggunakan 1.000 node. Simulasi ini menghasilkan trafik sebesar 336
Gbps. Dengan kata lain, dengan sumber daya yang kurang dari 1% dengan Mirai,
HinataBot mampu menghasilkan trafik mendekati serangan yang pernah dilakukan
oleh Mirai.
Ketika simulasi ditingkatkan menjadi 10,000 node atau sekitar
6.9% dari serangan Mirai, trafik yang dihasilkan mencapai 3.3 Tbps, jauh lebih
banyak dan kuat dibandingkan serangan Mirai manapun.
Mengapa Hacker Menggunakan Golang?
Allen West, salah seorang peneliti utama dalam laporan tersebut
mengatakan bahwa “kebanyakan malware tradisional menggunakan Bahasa C++ atau C,
termasuk Mirai” Di beberapa tahun belakangan ini, hacker menjadi lebih kreatif
dengan mencoba pendekatan baru dan bahasa pemrograman baru seperti Go yang
efisien. Dan dengan caranya menyimpan strings membuat Go menjadi lebih
susah untuk ditangani.
HinataBot menggunakan bahasa pemrograman Go, kependekan dari Golang. Mirip
seperti C, namun lebih powerful. Dengan Go, hacker memiliki kemampuan error
handling dan memory management yang lebih baik serta dengan platformnya
yang lebih stabil Golang memberikan kecepatan dan performa yang setara dengan
bahasa level C, C atau C++ binary, beserta hal-hal lain yang tidak perlu
lagi diatur di Bahasa Go ini.
Seberapa Perlu Kita Khawatir dengan HinataBot?
Dengan berbagai potensi kerusakan HinataBot, tetap ada sisi terang dari
botnet ini.
Vulnerability-nya
digunakannya untuk menyebar tidaklah benar-benar baru menurut Seaman. HinataBot
menggunakan kelemahan dan CVE yang sudah diketahui oleh komunitas keamanan dan
telah digunakan di beberapa botnet lainnya. Kondisinya berbeda ketika Mirai
muncul pada tahun 2016-2017 dimana vulnerability
pada IoT masih sangat baru dan isu security pada IoT belum menjadi prioritas
Sehingga selama belum ada Teknik baru dalam proses distribusi botnet
ini, Seaman berpendapat bahwa tidak akan ada kasus seperti Mirai yang akan
terjadi Kembali. Ia juga berpendapat bahwa kita belum akan menemukan penggunaan
70.000-100.000 node seperti ancaman Mirai yang digunakan oleh Hinata dengan TTP
(Tactic, Technique, and Procedure)-nya
Namun tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana botnet ini dapat
berkembang. Saat ini informasi yang dapat digunakan adalah bahwa botnet ini
adalah alat yang sangat powerful dan
bekerja pada vulnerability yang telah
diketahui.
Tidak ada security control yang berubah pada saat simulasi
dijalankan, papar Larry Cashdollar, peneliti ketiga dalam laporan tersebut. Exploit yang digunakan adalah tipe lama,
dan tidak ada penggunaan Zero-Day Exploit.
Sehingga cukuplah menggunakan prinsip-prinsip dasar yang telah ada untuk
menanggulangi ancaman ini seperti penggunaan password yang kuat, pactching, dan
lainnya.