Bandung, 19 Desember 2025 - Beberapa perusahaan teknologi dan pertahanan Rusia yang bekerja pada sistem pertahanan udara, elektronik sensitif, dan aplikasi lain baru-baru ini menjadi sasaran kampanye cyber espionage (spionase siber). 

Kampanye ini melibatkan penggunaan dokumen palsu yang dibuat dengan kecerdasan buatan (AI) sebagai umpan untuk menipu, masuk, atau menjaring informasi dari target. 

Menurut firma keamanan siber Intezer, dokumen–dokumen itu mencakup contoh seperti:

Undangan palsu ke konser yang ditujukan untuk perwira militer;

Surat resmi yang terlihat seolah-olah berasal dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia. 

Kampanye ini kemungkinan dilakukan oleh kelompok peretas yang dikenal sebagai “Paper Werewolf” atau GOFFEE — grup yang aktif sejak 2022 dan diyakini pro-Ukraina, dengan fokus utama menyerang target Rusia. 

Para peneliti menilai bahwa penggunaan AI dalam pembuatan dokumen ini menunjukkan betapa mudahnya teknologi AI disalahgunakan untuk meningkatkan kecanggihan serangan siber, sekaligus menurunkan ambang keterampilan yang dibutuhkan pelaku untuk melakukan operasi semacam itu. 

Serangan ini memberikan wawasan langka tentang bagaimana aktor siber dapat memanfaatkan AI dalam konteks konflik yang sedang berlangsung — dalam hal ini, perang antara Rusia dan Ukraina — termasuk untuk mengawasi atau mendapatkan informasi tentang rantai pasok militer, proses R&D, dan sistem pertahanan lawan. 
(Sumber : Reuters.com)